Prof Fauzan : Saya Ingin Bangun Fakultas Hukum Itu Adalah Rumah
Setelah sempat terhalang jadwalnya yang padat, LPM Pro Justitia berkesempatan untuk mewawancarai Prof. Fauzan, dekan terpilih Fakultas Hukum Unsoed untuk periode 2021-2025. Pemilihan tersebut telah berlangsung di bulan April lalu. Senin, (31/05/2021), reporter LPM Pro Justitia menemui beliau di salah satu ruangan Gedung J2 Fakultas Hukum Unsoed, ketika sedang berbincang bincang dengan beberapa dosen lain. Situasi ruangan yang dinilai kurang kondusif membuatnya menampung reporter LPM Pro Justitia di ruanganya. Beliau menanggapi dengan antusias pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan oleh reporter kami. Dalam pertemuan di siang hari itu, kami membicarakan soal visi misi beliau dalam menjabat sebagai dekan dalam lima tahun kedepan, sekaligus program program apa saja yang hendak dilakukan.
Berikut wawancara LPM Pro Justitia bersama Prof. Fauzan :
Dalam visi-misi yang jelas mengacu pada pengembangan civitas akademika FH Unsoed, menurut Prof. Fauzan, apa yang menjadi permasalahan terkait dengan pengembangan civitas akademika di FH Unsoed?
Terkait dengan pengembangan sumber daya manusia saya melihat bahwa sekalipun kita melihat perbandingan dari jumlah mahasiswa dan jumlah dosen itu sebenarnya masih dibawah 40% yang artinya sebenarnya masih bagus. Namun, jika dilihat dari distribusinya antara bagian HTN, HAN, Pidana, Perdata itu tidak seimbang. Misalnya di bagian HTN itu pembinaan mata kuliah kan banyak, namun dosen hanya 4. Itu yang saya maksud distribusi yang tidak pas. Terkait dengan SDM ,sekalipun itu menjadi ranah pusat kita tetap berusaha untuk bagaimana kedepannya bisa terpenuhi. Kedua, dilihat dari kualitasnya yang ditandai dengan pencapaian jabatan fungsional, kemudian gelar akademik perlu ditingkatkan. Kemudian untuk sumber daya tenaga kependidikan, tentunya akan kita upayakan, karena ini kan era digital, tidak semua tenaga kependidikan paham mengenai itu, mudah mudahan kedepan bisa kita ikut sertakan dalam pelatihan-pelatihan baik di internal Unsoed ataupun di luar.
Dalam misi mengembangkan ilmu hukum dengan penyelenggaraan penelitian, siapa yang menjadi sasaran dari misi tersebut? Apa akan mengarah pada sinergitas mahasiswa dan dosen untuk berkolaborasi dalam penyelenggaraan penelitian?
Ya benar, itu iya. Tetapi sebelum kesitu barangkali terkait dengan tema penelitian juga harus disesuaikan dengan rencana induk pengembangan penelitian dari unsoed. Kemudian yang kedua, pelibatan mahasiswa menjadi penting dan ini sebenarnya sudah dilakukan, khususnya saya sudah melakukannya, terus kemudian saya yakin teman teman dosen yang memperoleh penelitian hibah bersaing pasti ada melibatkan mahasiswa, karena salah satu yang dipersyaratkan dalam skema penelitian yang didanai oleh DIKTI maupun BLU supaya melibatkan mahasiswa, kerena apa? Karena pelibatan mahasiswa dalam penelitian dan pengabdian masyarakat itu menjadi salah satu hal yang penting dalam kaitannya dengan akreditasi program studi dan itu sudah dilakukan sebenernya, hanya kita mungkin akan memacu lagi agar dosen dosen mau berkompetisi untuk memperoleh penelitian-penelitian yang dikompetisikan. Saya alhamdulillah beberapa tahun selalu dapat.
Adakah program tertentu yang akan diadakan untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi dunia keprofesian setelah lulus?
Begini, memang program kampus merdeka kan sudah jalan dari kemneterian itu kan diharapkan supaya mahasiswa itu tidak buta terhadap fenomena setelah dia lulus jadi ada pengalaman. Walaupun tentunya yang kita harapkan mereka mengikuti suatu proses di lembaga lain yang tentunya sesuai dengan bidang kajian yang diteliti, tidak asal kerja sama dengan pihak lain atau perusahaan, jadi tetap terkait dengan peminatan dia di hukum. Dan itu menjadi program yang ditekankan secara berjenjang. Itu menjadi perhatian kita, makanya program kampus merdeka itu kan mengarahnya kesana, jadi ketika mahasiswa selama belajar “sudah terlibat” dengan pihak pihak stake holder sesuai dengan peminatan dia, diharapkan menjadi bahan pengalaman yang bagus ketika dia selesai,nanti bisa melanjutkan atau mewujudkan cita citanya itu menjadi apa yang selama dia menjadi mahasiswa itu sudah dilakukan
Selama menjabat sebagai dekan, apa saja target yang ingin dicapai? menurut Prof. Fauzan apa saja yang menjadi indikator keberhasilan dari visi-misi yang dibawa?
Visi saya kan membangun fakultas hukum yang berintegritas dan humanis, saya ingin sekali sebenarnya lulusan hukum itu mempunyai karakter. Sebenarnya sudah pernah ada program yang dilakukan oleh Prof Ade Maman, ada semacam nampak tilas tempat Jenderal Soedirman. Karena karakter yang mudah-mudahan bisa mewarnai kan karakternya yang sederhana, berani mengatakan benar atau salah, teguh pendirian, dan di samping beriman juga punya rasa nasionalisme. Makanya saya membayangkan, yang mungkin ini banyak ditentang oleh mahasiswa seperti dahulu yang sudah terjadi, tetapi sebenarnya saya merasakan ketika saya masuk ke fakultas hukum, kan ada semacam latihan dasar (Dasmil), orang mengangap bahwa itu militeristik, tetapi sebenarnya ada nilai-nilai yang bisa dirasakan sampai sekarang. Saya membayangkan bahwa mahasiswa fakultas hukum harus benar-benar mempunyai kepribadian yang religius, nasionalis, tetapi dia juga mempunyai kemampuan kecerdasan.Kedua, yang saya bayangkan ke depan, walaupun cara komunikasi dosen berbeda-beda, tapi saya ingin bangun dimana fakultas hukum adalah rumah. Artinya orang betah di fakultas seperti orang betah di rumah. Tupoksinya itu ke kampus bisa direalisasikan dengan senang, enjoy, kemudian hubungan antara dosen, pimpinan, karyawan, dan lainya hubungan kekeluargaan dengan tetap memperhatikan tugas pokok masing-masing. Mahasiswa pun ya begitu, mahasiswa pada dosen ya seperti orang tuanya, jadi jika terjalin itu seperti yang saya katakan yaitu humanis. Akan tercipta hubungan yang bukan hanya dimulut, bukan hanya dibibir senyum tetapi sampai di hati.
Perombakan apa saja yang akan dilakukan kedepannya terkait dengan kebijakan akademik, manajemen keuangan, dan kemahasiswaan?
Tentu saya harus meneruskan program Prof. Ade yang sudah dibangun, karena kepemimpinan Prof. Ade kemarin kita sudah sama sama terlibat dalam perencanaan, terutama terkait akreditasi, mestinya nanti bisa dikonversi menjadi prodi yang unggul. Walaupun tentunya sarana prasarana harus disesuaikan, yang nanti diharapkan menjadi prodi yang baik, unggul. Ketersediaan ruangan, perbandingan antara ruang dosen, tapi itu semua kan tergantung pusat. Bagaimana back up dana dari kantor pusat, karena itu semua juga nanti kita mengajukan, bagaimana konsep perusahaannya tapi karena pusat itu sudah menunjuk fakultas hukum menjadi salah satu prodi yang bisa diakreditasi secara internasional ya tentunya pasti back up dana dan perhatian fokus dari pusat mestinya harus, harus bisa mencukupi.
Sebagai dekan baru FH Unsoed, adakah yang ingin Prof. Fauzan sampaikan pada KBMFH?
Saya sangat berharap kepada adik adik mahasiswa, jadilah mahasiswa yang tahu tentang dirinya mau kemana sebenarnya, seorang mahasiswa itu harus mempunyai cita cita, seorang mahasiswa itu harus punya komitmen kedepan seperti apa, lalu yang kedua era yang sudah sangat digital seperti ini gunakanlah sarana sarana kemudahan untuk kebaikan tanpa harus menghilangkan rasa humanisme diantara kita. Misalnya orang bimbingan akademik inikan sudah cukup dengan online tapi apakah cukup seperti itu, menurut saya tidak. Itukan hanya sarana untuk memudahkan, sekarang kecenderungannya yang terjadi sampai hari ini mahasiswa dan dosen pembimbing itu tidak kenal kalau dosen tidak mengenal mahasiswa itu wajar karena mahasiswa itu banyak, tapi kalau mahasiswa tidak mengenal dosen menurut saya itu terlalu, dan itu yang sering saya temui. Menunjukan alat alat yang memudahkan kita tidak menimbulkan harmonis dalam meningkatkan humanisme antara kita. Jadi saya harap komunikasi itu bukan sekedar tersampaikan apa yang kita inginkan tapi juga komunikasi batiniah juga dibangun. Lalu yang ketiga kita semua harus menjaga nama baik kita, nama baik sendiri akan terakumulasi menjadi nama baik institusi begitu juga sebaliknya. Maka jagalah nama baik, maka nama almamater juga akan terbawa.
Reporter : Pratiwi dan Anastasya
Narasi : Pratiwi
Editor : Rania