Internasionalisasi Kampus Hingga Optimalisasi MBKM Dalam Visi-Misi Calon Rektor Unsoed
Rabu, (19/01/2022) lalu dilaksanakan penyampaian visi misi bakal calon rektor Universitas Jenderal Soedirman dalam rapat senat terbuka yang diselenggarakan di Graha Widyatama Unsoed. Bakal calon rektor yang terpilih diantaranya Prof. Dr.Ir. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr, Dr. Ir. V. Prihananto, M.Si, Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto M.P., Ph.D, dan Prof. Dr. Ade Maman Suherman, S.H., M.Sc.
Bakal calon rektor tersebut kemudian dipilih kembali oleh anggota senat dalam rapat senat tertutup yang diselenggarakan di hari yang sama. Tiga nama calon rektor dihasilkan dari rapat tersebut, yaitu Profesor Akhmad Sodiq, Dr.Ir V. Prihananto, dan Profesor Totok Agung Dwi Haryanto. Tiga nama ini akan diserahkan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pemilihan bersama dengan Menteri sendiri diketahui akan dilaksanakan pada April nanti.
Komposisi Calon Rektor
Dosen dari Fakultas Pertanian mendominasi bursa calon rektor periode ini. Dua diantara tiga calon rektor, yaitu Profesok Totok Agung dan Dr. Ir. V. Prihananto merupakan dosen dari Fakultas Pertanian. Sementara Profesor Akhmad Sodiq sendiri merupakan dosen Fakultas Peternakan.
Ketiga calon rektor sempat menduduki jabatan strategis baik di tingkat fakultas maupun universitas. Dr.Ir. V. Prihananto dan Profesor Akhmad Sodiq saat ini masih berstatus sebagai wakil rektor. Dr.Ir. Prihananto merupakan wakil rektor bidang perencanaan, Kerjasama, dan humas sementara Prof. Akhmad Sodiq merupakan wakil rektor bidang akademik.
Diantara keduanya hanya Profesor Totok Agung yang belum pernah menjabat sebagai wakil rektor, tetapi pernah menjabat sebagai ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).
Sebelum menjadi wakil rektor, Profesor Akhmad Sodiq sempat menjadi dekan Fakultas Peternakan menggantikan dekan sebelumnya yang terpilih menjadi wakil rektor bidang akademik.
Sementara Dr.Ir. V. Prihananto menjadi calon rektor yang telah lama aktif menjabat sebagai wakil rektor dibandingkan yang lainya. Dr.Ir. Prihananto tercatat pernah menjabat dua kali sebagai wakil rektor bidang kemahasiswaan.
Lanjutkan Internasionalisasi Kampus
Ambisi pengakuan Unsoed di mata dunia menjadi salah satu hal yang digadang-gadangkan oleh para calon rektor. Setidaknya seluruh calon rektor memiliki visi yang memuat aspek yang berkaitan dengan pengakuan internasional terhadap kampus. Dalam visi Profesor Akhmad Sodiq, unsur ini disebutkan dalam visinya yaitu “menuju unsoed yang merdeka, maju, mendunia”. Sementara dalam visi Dr.Ir. V. Prihananto, internasionalisasi kampus ini dibangun dalam visinya secara spesifik yaitu ASEAN. Lengkapnya visi tersebut yaitu “Pada Tahun 2026, Unsoed menjadi perguruan tinggi unggul di ASEAN”. Terakhir, Profesor Totok Agung Dwi Haryanto spesifik menegaskan fokus unsoed dalam mendunia dalam visinya “Terwujudnya Unsoed yang diakui dunia sebagai pusat pengembangan sumberdaya perdesaan dan kearifan lokal melalui prima tridharma.”
Upaya internasionalisasi kampus pada dasarnya memang jadi visi Unsoed yaitu “pada tahun 2034 diakui dunia sebagai pusat pengembangan sumberdaya perdesaan dan kearifan lokal”. Para calon rektor kemudian mengaktualisasikan visi ini ke dalam visi-misi nya masing-masing.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pemberdayaan Mahasiswa
Hampir semua bakal calon rektor membahas mengenai optimalisasi Magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang saat ini menjadi kebijakan utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi era Nadiem Makarim. Dr. Ir. Prihananto dan Profesor Totok Agung sama-sama mengatakan bahwa penerapan MBKM di Unsoed masih belum maksimal. “MBKM di kita untuk mengambil maksimal 20 SKS masih belum terpenuhi karena kurikulum kita masih belum berbasis MBKM”, jelas Dr.Ir. V Prihanoto dalam penyampaian visi-misi nya. Sementara menurut Prof. Totok , MBKM di Unsoed penerapanya masih 19% sehingga misi nya adalah pengembangan implementasi MBKM tersebut.
Sementara calon rektor Akhmad Sodiq, mencanangkan misi untuk menciptakan model magang microcredentials yang bersertifikat industri atau sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dalam pengembangan sumberdaya manusia baik mencakup dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa, dua calon rektor mencanangkan program baru.Calon rektor pertama, Prof. Akhmad Sodiq juga mencanangkan program the dynamic placing test untuk menggantikan UEPT yang selama ini diselenggarakan Unsoed. Test ini menurutnya merupakan upaya untuk meningkatkan kompetisi internasional, karena mahasiswa akan mendapatkan sertifikat berstandar internasional.
Sementara calon rektor Totok, mencanangkan program talent scouting dan talent management untuk mahasiswa dan dosen untuk ditelusuri mana yang bisa berprestasi.
Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus : Kurang Mendapat Perhatian
Diantara tiga calon rektor, hanya Profesor Akhmad Sodiq yang menyinggung mengenai pencegahan kekerasan seksual di kampus. Profesor Ade Maman yang merupakan bakal calon juga sempat menyinggung mengenai hal ini.
Pasca ditetapkanya Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Pendidikan Tinggi mengenai Pedoman Penanganan Kekerasan Seksual, kasus-kasus mengenai kekerasan seksual di universitas kembali terbuka di berbagai universitas tak terkecuali di Unsoed.
Peraturan tersebut memberikan kewajiban kepada setiap universitas untuk membentuk satuan tugas yang terdiri dari unsur mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Satuan tugas ini harus dibentuk dalam jangka waktu satu tahun setelah peraturan disahkan.
Unsoed sendiri telah memiliki Unit Layanan Pengaduan Kekerasan (ULPK) yang sebelum peraturan dibentuk memiliki tugas berkaitan dengan pencegahan dan penanganan kekerasan seksual. Menurut peraturan tersebut, unit ini perlu ditransformasikan ke dalam satuan tugas tersebut. Sampai saat ini masih belum diketahui sejauh mana unit ini telah terbentuk.
Bagaimana isu ini dikemukakan oleh masing-masing calon rektor dalam menyampaikan visi-misi setidaknya memberikan gambaran bagaimana komitmen para calon rektor dalam menciptakan suasana aman dalam kampus.
Reporter : Fahmi dan Rania
Penulis : Rania
Editor : Pratiwi
LPM PRO JUSTITIA
TRANSFORMASI IDE & OBJEKTIFITAS