Mimbar Bebas Tagih Kejelasan UKT
BANYUMAS – Aliansi Soedirman Melawan menggelar aksi simbolik menagih kembali janji rektor dalam mensosialisasikan peraturan baru terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) Universitas Jenderal Soedirman pada Rabu, 12 Juni 2024.
Ketetapan terkait UKT UNSOED hingga saat ini masih belum menemukan titik terang. Sejak dibatalkannya peraturan mengenai kenaikan UKT tahun 2024 oleh Mendikbud, Nadiem Makarim, pada 27 Mei 2024, pihak UNSOED sendiri masih belum memberikan kejelasan terkait besaran UKT yang akan diterapkan ke depannya. Lagi-lagi, hal ini menjadi keresahan bagi mahasiswa, mengingat pemberitahuan mengenai kenaikan UKT yang terjadi saat penerimaan mahasiswa sudah pada tahap pendaftaran ulang (Registrasi Online SNBP).
Pada pukul 14.10 sekitar 50 massa aksi mulai bergerak menuju gedung rektorat dengan menggunakan jas almamater UNSOED beserta pita hitam sebagai bentuk simbolik gerakan ini. Sebelumnya, mahasiswa merasa tidak dilibatkan dalam proses penetapan UKT bahkan terlepas setelah dibatalkannya peraturan mengenai kenaikan UKT tahun 2024 oleh Mendikbud. Tujuan dari aksi yang digelar mahasiswa pada Rabu 12 Juni 2024 yaitu tidak lain menuntut publikasi terkait ketentuan UKT terbaru yang dinilai tidak transparan.
Aksi simbolik yang diadakan oleh Aliansi Soedirman melawan ini menampilkan beberapa orasi yang disampaikan oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas. Mereka menyampaikan keresahan serta menuntut transparansi dalam penetapan UKT kepada pihak rektorat untuk segera mensosialisasikan ketetapan UKT terbaru.
“pendidikan seharusnya dipandang sebagai Investasi dan bukan sebagai mandatory spending”. Ucap salah satu massa dalam orasinya.
Tak hanya orasi, beberapa mahasiswa juga menampilkan puisi bahkan teatrikal yang menunjukkan rasa kekecewaan mereka terkait permasalahan UKT yang tak kunjung mendapatkan kejelasan.
Menanggapi massa aksi, pada pukul 15.27 pihak rektorat yang diwakili oleh Wakil Rektor I, II, dan III, serta pihak dekanat dari beberapa fakultas turun untuk menghadap massa aksi. Mereka menanggapi berbagai keluhan yang disampaikan oleh massa aksi tersebut terutama masalah penuntutan kepastian penetapan UKT terbaru.
“Pemberlakuan terkait penetapan UKT baru sudah mengikuti instruksi dari rektor yaitu dengan mengikuti UKT tahun lalu tapi tidak bisa 100% sama persis, akan dipublikasikan nanti ketika sudah jelas dan sekarang masih menunggu kepastian.’’ ucap Tedi Sudrajat selaku Wadek III Fakultas Hukum Unsoed.
Tidak puas dengan jawaban dari pernyataan pihak fakultas, mahasiswa meminta draft pengajuan UKT kepada mereka serta tetap menuntut Rektor sendiri lah yang seharusnya turun langsung menemui seruan massa.
‘’Kalian itu bagaimana, sekarang gini jadwal Rektor selama satu bulan sudah padat ditetapkan sejak jauh hari. Kemudian kalian baru mengirim surat tadi pagi jam 9 sedangkan acara pada pukul 1 siangnya, tidak mungkin dong Rektor membatalkan jadwal yang sudah seharusnya’’ ucap Noor Farid, selaku Warek Bidang Akademik yang menanggapi tuntutan massa aksi tersebut.
Pukul 16.45, Dekan fakultas ilmu budaya, Ely Triasih Rahayu,
yang juga berada di tengah-tengah aksi massa kemudian meminta waktu untuk diskusi kembali.
“Beri kami waktu untuk diskusi, kalau diskusinya terburu-buru hasilnya tidak akan maksimal.”
Kemudian, mahasiswa menuntut untuk diskusi bersama. Dekan FIB merespon dengan enggan untuk melakukan diskusi bersama dan membujuk mahasiswa untuk segera menghentikan aksinya.
“Nanti kita akan segera ketemu warek 1 untuk diskusi, perlu diskusi dengan sejelas-jelasnya.” ujarnya.
Akan tetapi, mahasiswa hanya memberikan waktu 30 menit kepada para pihak tersebut untuk berdiskusi kembali terkait kejelasan ketentuan UKT terbaru.
Setelah 30 menit waktu yang diminta untuk mendiskusikan kembali, pihak rektorat belum juga turun memberikan keterangan lebih lanjut terkait transparansi penetapan UKT terbaru.
Sekitar pukul 17.25, pihak dari berbagai fakultas menemui kembali mahasiswa dengan memberikan pernyataan bahwa mereka akan berdiskusi kembali dengan pihak universitas.
Melihat penantian yang berlarut-larut serta kejelasan yang tidak bisa dicapai, Aliansi Soedirman Melawan menekankan kembali tuntutannya terhadap pihak rektorat maupun dekanat agar segera memberi kejelasan serta transparan dalam menentukan ketetapan UKT Unsoed yang baru.
“Ini bukan akhir, kita akan terus melawan. kita akan terus mengeskalasikan gerakan-gerakan kita ke depan, menyatukan kekuatan-kekuatan kita kembali, memanggil kawan-kawan kita kembali untuk nantinya kita suarakan kembali tuntutan-tuntutan kita. kita ingatkan kembali, kita tegur kembali birokrasi yang saat ini kita telah dibodohi,” ujar Maulana Ihsanul Huda, Presiden BEM Unsoed, dalam pernyataan sikap mewakili Aliansi Soedirman Melawan.
“Aliansi Soedirman Melawan bukan perkumpulan organisasi, bukan perkumpulan orang-orang yang suka orasi, tapi perkumpulan orang-orang yang punya hati nurani,” lanjut Ihsan sebagai penutup dari pernyataan sikap pada aksi kali ini.
#UnsoedProblematik
#TurunkanUKTUnsoed
Penulis: Anind, Arifa
Reporter: Melva, Anin, Shabrina, Okta, Manda, Rohati, Riko,
Editor: Zayyan, Manda