Bagaimana Seharusnya Pembelajaran Daring yang Mahasiswa Ikuti?

Pandemi yang masih belum usai kembali membuat kita berhadapan dengan kuliah daring. Kembali mengingat ketika awal pandemi ini muncul yang disusul dengan dikeluarkanya surat edaran setiap universitas untuk menjalankan pelajaran online, semua nampak kebingungan. Bagaimana sebenarnya pembelajaran online ini? Apa yang kita semua harus lakukan? Semua nampak lucu mengingat kita semua sudah barang tentu mulai terbiasa dengan teknologi, tetapi semua panik menghadapi pembelajaran daring. Lantas apa dan bagaimana seharusnya pembelajaran daring tersebut? Dengan mengetahui bagaimana konsep pembelajaran jarak jauh yang telah dirancang, kita akan mendapatkan gambaran ideal mengenai bagaimana proses belajar dan mengajar secara daring berlangsung.

Konsep Pembelajaran Jarak Jauh 

Pendidikan jarak jauh secara konsep telah banyak berkembang seiring dengan perkembangan akses internet itu pula. Selain metode e-learning yang telah banyak dikembangkan dan merujuk pada pembelajaran pada lingkup pendidikan formal biasa, konsep pembelajaran jarak jauh juga mengacu pada sistem pendidikan terbuka yang kemudian dikenal sebagai MOOC (Massive Online Open Course). MOOC memungkinkan semua orang dari berbagai latar belakang untuk mendapatkan ilmu dari kursus singkat yang dapat diakses melalui situs internet dan mendapatkan sertifikat.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, pembelajaran yang menggunakan teknologi internet sebagai sarana utamanya disebut sebagai pembelajaran jarak jauh. Pendidikan jarak jauh bagi pendidikan tinggi sendiri diatur dalam pasal 31 Undang-Undang no. 12 tahun 2011 tentang Pendidikan Tinggi, yang selanjutnya dijabarkan lebih lanjut melalui Permendikbud no. 109 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. Dalam pasal 7 peraturan menteri tersebut, dijelaskan bahwa pembelajaran jarak jauh diselenggarakan diantaranya dengan menekankan belajar secara mandiri, terstruktur dan terbimbing dengan menggunakan berbagai sumber belajar, memanfaatkan sumber daya belajar yang tidak harus berada di tempat yang sama (antara mahasiswa dan dosen), menggunakan bahan ajar dalam bentuk elektronik yang dikombinasikan dengan bahan ajar lain dalam berbagai bentuk, dan memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi serta menekankan interaksi pembelajaran yang berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi. Pada intinya, pembelajaran jarak jauh mensyaratkan berbagai fasilitas penunjang pembelajaran untuk disediakan dalam bentuk elektronik atau memanfaatkan teknologi internet. Dengan ini, mahasiswa berperan dua kali lebih aktif dalam mendalami materi perkuliahan dibandingkan dengan mengikuti perkuliahan biasa.

Pembelajaran jarak jauh telah diatur dan diterapkan di beberapa universitas di Indonesia. Sebagai contoh, perguruan tinggi yang menerapkan pembelajaran jarak jauh sebagai salah satu pilihan bagi mahasiswa nya adalah Universitas Terbuka. Mahasiswa dapat memilih untuk mengikuti perkuliahan dengan sistem daring sepenuhnya, atau dipadukan dengan perkuliahan tatap muka, atau mengikuti perkuliahan tatap muka sepenuhnya. Apabila mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan sistem daring, kegiatan perkuliahan dilakukan melalui website yang telah disediakan kampus.

Kebutuhan-Kebutuhan Mahasiswa dan Dosen yang Harus Dipenuhi
Perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan mahasiswanya. Pembelajaran yang menitiberatkan pada peran aktif mahasiswa untuk memperdalam materi membuat perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk memperbanyak dan memperbaiki kualitas fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran. Dengan kondisi pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara jarak jauh atau daring, mahasiswa saat ini membutuhkan pula fasilitas-fasilitas digital seperti situs pembelajaran yang memiliki fitur yang lengkap dan dapat diakses dengan lancar,dan juga perpustakaan yang memiliki koleksi e-book yang lengkap. Koleksi e-book yang lengkap membantu mahasiswa untuk belajar mandiri terlebih membantu pula mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ataupun membuat karya tulis ilmiah lainya.
Kebutuhan-kebutuhan ini perlu untuk dipenuhi demi menunjang pembelajaran daring. Singkatnya, dengan pembelajaran online yang ditambah dengan situasi pandemi ini, bagaimana mahasiswa akan belajar apabila fasilitas yang disediakan kurang lengkap? Padahal setiap semester nya mahasiswa membayar sejumlah uang kuliah tunggal untuk seharusnya menikmati fasilitas yang baik. Apa yang dinilai salah selama pembelajaran daring satu semester kemarin adalah nyatanya proses pembelajaran yang mahasiswa ikuti kebanyakan hanya seputar mengerjakan tugas yang diberikan saja. Selain itu, tidak adanya platform pembelajaran milik sendiri yang memadai perkuliahan tidak terstruktur dengan baik. Interaksi dua arah sulit dilakukan dengan intensif dengan media yang ada. Video conference umumnya memudahkan mahasiswa dan dosen untuk melakukan interaksi dua arah, namun video conference ini banyak memakan kuota internet. Sementara itu, subsidi kuota bagi mahasiswa sebagai ganti sarana yang tidak dipakai selama perkuliahan daring seringkali tidak diberikan atau memakan waktu yang lama untuk cair. Pemotongan UKT pun tidak juga diberikan. Singkatnya mahasiswa belajar mandiri, dengan fasilitas yang dicari sendiri, dengan uang sendiri tetapi tetap membayar uang kuliah.
Pembelajaran daring selama satu semester kemarin memang di luar dugaan semua orang. Dengan waktu yang singkat pembelajaran konvensional dengan tatap muka mendadak harus diubah menjadi pembelajaran daring. Dengan waktu yang sesingkat itu, mahasiswa dan dosen harus langsung dapat terbiasa dengan penggunaan internet. Hal ini memang perlu dimaklumi terlebih bagi dosen yang telah lama mengajar dengan metode perkuliahan tatap muka dan minim menggunakan sarana daring untuk menunjang pembelajaran. Selain itu, gangguan koneksi baik dari mahasiswa dan dosen juga tidak dapat dihindari yang pada akhirnya menghambat proses pembelajaran. Dengan alasan tersebut, dibutuhkan platform yang memungkinkan proses pembelajaran tidak diganggu oleh koneksi internet. Dalam artian, baik mahasiswa maupun dosen di saat bersamaan tidak saling mengandalkan koneksi internet satu sama lain.

Platform Pembelajaran Daring yang ‘Ideal’
MOOC disebut sebagai sebuah kemajuan baru dalam dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan MOOC memungkinkan semua orang di berbagai dunia mendapatkan pengetahuan yang baru secara gratis melalui internet. MOOC melakukan hal itu dengan menyediakan video materi yang telah direkam dalam website. Peserta hanya perlu meng-klik video rekaman materi mana yang ingin ditonton.. Idealnya pembelajaran daring di semester yang akan datang telah berbasis pada situs web yang memiliki fitur yang lengkapMembandingkan dengan yang dimiliki oleh institusi yang sebelum pandemi telah menjadi penyelenggara pembelajaran jarak jauh (seperti Universitas Terbuka) dan situs MOOC yang ada (IndonesiaX salah satunya), sekiranya kita dapat memiliki gambaran bagaimana bentuk seharusnya dari situs web pembelajaran tersebut. Situs web pembelajaran yang ada seharusnya memiliki fitur yang memungkinkan mahasiswa mendapatkan penjelasan dari dosen melalui video, dapat digunakan untuk ujian dan mengumpulkan tugas, dan menyediakan fitur room chat yang bisa digunakan untuk berdiskusi oleh mahasiswa dan dosen. Dengan materi yang direkam, pengakses materi diberikan kemudahan untuk mendapatkan penjelasan langsung dari pemateri dan dapat memutar ulang rekaman tersebut. Adanya fitur-fitur seperti ini membuat pembelajaran daring akan menjadi lebih praktis. Mahasiswa tidak perlu mengeluhkan pembelajaran daring yang terkesan hanya sekadar pemberian tugas, dan juga materi dapat secara maksimal disampaikan melalui video yang direkam ditambah dengan bacaan lain yang berbentuk elektronik. Selain itu, mahasiswa tidak perlu lagi terganggu oleh koneksi internet untuk mendapatkan penjelasan dari dosen yang biasa menggunakan sarana video conference untuk memberikan materi. Pembelajaran daring yang masih akan berlanjut di semester ganjil ini sekiranya membuat kita memimpikan platform pembelajaran daring yang ‘ideal’. Di samping kesuksesan pembelajaran datang dari mahasiswa dan dosen itu sendiri, platform pembelajaran yang memadai memang hanya sebatas sarana pendukung yang berhak dinikmati mahasiswa dan dosenSelain itu, idealnya situs pembelajaran daring ini juga didukung dengan persiapan yang lebih matang dari para dosen dalam mempersiapkan materi. Selain itu, koleksi e-book di perpustakaan sangat diperlukan untuk lebih dilengkapi. Dengan ini mahasiswa menjadi lebih mudah untuk mencari literatur tambahan untuk menunjang pembelajaran. Situs pembelajaran daring yang mumpuni dan koleksi e-book yang lengkap ini dapat menjadi faktor-faktor yang menentukan apakah universitas siap menghadapi digitalisasi dalam segala bidang atau tidak.

Pembelajaran Daring dan Fasilitas Penunjang Pembelajaran di Unsoed
Unsoed sendiri sebenarnya memiliki platform pembelajaran daring sendiri yang berbasis situs web, yang bernama el-Diru. Mahasiswa unsoed dapat mengakses platform tersebut di https://eldiru.unsoed.ac.id/ . Akan tetapi, selama satu semester kemarin platform ini tidak secara serentak digunakan di semua fakultas. Fakultas Hukum salah satunya yang semua dosen nya lebih banyak menggunakan platform yang disediakan google seperti google classroom dan google meet baik untuk pembelajaran biasa maupun untuk ujian. Bahkan beberapa dosen pun menggunakan grup whatsapp untuk membagikan materi pembelajaran. Belum dapat diketahui mengapa platform ini tidak digunakan secara serentak di semua fakultas. Namun platform pembelajaran daring ini masih memerlukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut karena seringkali lamban diakses yang tentunya dapat menghambat kegiatan belajar. Penggunaan platform pembelajaran yang berbeda-beda ini cukup menyulitkan mahasiswa. Tidak semua dosen bersedia melakukan

pembelajaran yang memungkinkan adanya interaksi antara mahasiswa dan dosen, misalnya dengan video conference. Alasan itu datang baik dari dosen nya sendiri maupun dari mahasiswa sendiri yang dibuat kerepotan dengan video conference yang banyak memakan kuota. Sementara itu, unsoed sendiri cenderung lamban dalam memberikan bantuan kuota internet pada mahasiswa. Pencairan bantuan kuota internet pada mahasiswa memakan waktu lama hingga mendekati akhir semester. Dosen-dosen di fakultas hukum khususnya, juga masih banyak yang belum dapat menguasai platform pembelajaran yang ada. Memang perlu dimaklumi bahwa sulit bagi dosen yang sudah terbiasa mengajar selama berpuluh-puluh tahun dengan metode tatap muka untuk terbiasa mengajar dengan metode daring. Oleh karena itu, sudah seharusnya terdapat tindakan yang dikeluarkan untuk membantu para dosen dalam mempersiapkan materi. Berbicara mengenai koleksi dari e-book, sangat disayangkan UPT Perpustakaan Unsoed masih memiliki koleksi e-book yang sedikit. Dilihat dari situsnya (http://lib.unsoed.ac.id/), UPT Perpustakaan Unsoed hanya memiliki koleksi e-book sebanyak 291 e-book. Padahal mahasiswa dapat diuntungkan dalam kegiatan kuliah di rumah dengan adanya koleksi e-book yang memadai.
Seandainya pandemi ini tidak terjadi, pada dasarnya kebutuhan akan sistem pembelajaran daring dan beragam fasilitas dalam bentuk digital akan terus ada. Rencana pengembangan sistem yang terstruktur dan sumber daya manusia yang mencukupi sangat diperlukan untuk mengembangkan pembelajaran daring ini. Sebagai universitas yang terus menggelorakan visinya sebagai world class university seharusnya pembelajaran daring dan digitalisasi fasilitas penunjang kebutuhan mahasiswa sudah tidak menjadi persoalan lagi. Sudah menjadi hak mahasiswa untuk mendapatkan fasilitas yang baik yang mampu menunjang perkuliah daring maupun luring. Pandemi yang membuat kita membatasi interaksi secara langsung dan mengandalkan layanan elektronik atau digital ini juga membuat kita kembali tersadar, bahwa universitas kita memang belum siap untuk menghadapi tantangan digital.

Referensi : Undang-Undang no. 12 tahun 2011 tentang Pendidikan Tinggi Permendikbud no. 109 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi.Alfi altmojo, Trend Massive Online Open Cources (MOOCs) di Era Disrupsi : Kajian Literarur, https://atmojoalfi.com/index.php/2018/12/30/trends-massive-online-open-courses-moocs-di-era-disrupsi-kajian-literatur/

Narasi : Rania

Ilustrasi : Ela

Editor : ican

LPM PRO JUSTITIA

TRANSFORMASI IDE DAN OBJEKTIFITAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *